Medan.top – Setelah melalui jalan yang panjang dan berliku, Kaldera Toba akhirnya diakui sebagai UNESCO Global Park. Ini merupakan sebuah kebanggan tersendiri.
Penetapan Kaldera Toba sebagai UNESCO Global Geopark, merupakan upaya bersama berbagai pemangku kepentingan, baik Pemerintah Pusat dan Daerah maupun masyarakat setempat yang tinggal di kawasan Danau Toba.
“Proses persiapan untuk mendapatkan pengakuan UNESCO bagi Kaldera Toba, menunjukkan komitmen tinggi dan kerja sama yang baik dari semua pihak,” ujar Duta Besar RI untuk Prancis Arrmanatha Nasir, Selasa (7/7/2020) di Paris.
“Dari pengumpulan data, menyelenggarakan berbagai workshop, penyusunan dan negosiasi dokumen nominasi untuk diajukan ke UNESCO,” tambahnya, seperti dikutip dari Detikcom.
Kaldera Toba berhasil masuk daftar UNESCO setelah dinilai dan diputuskan oleh UNESCO Global Geoparks Council pada Konferensi Internasional UNESCO Global Geoparks ke-IV di Lombok, Indonesia, pada 31 Agustus-2 September 2019.
Kaldera Danau Toba di Sumatera Utara terbentuk akibat letusan dahsyat gunung api (letusan katastrofik) di Sumatera Utara sekitar 74.000 tahun silam.
Letusan Gunung Api Toba Purba, tersebut menyisakan lekukan cukup dalam di dasar kaldera yang kemudian terisi air dengan kedalaman hingga mencapai sekitar 550 meter dan luas 1.130 km persegi. Kini kita mengenalnya sebagai Danau Toba.
Mendorong perekonomian serta pembangunan
Selain Kaldera Toba, Indonesia telah memiliki 4 situs UNESCO Global Geopark lainnya, yakni, Batur, Cileteuh, Gunung Sewu dan Rinjani.
Indonesia juga memiliki banyak kekayaan alam dan budaya yang masuk daftar UNESCO, antara lain 10 warisan budaya tak benda 9 situs warisan budaya dan alam, serta 16 cagar biosfer yang telah tercatat di UNESCO.
Penetapan Kaldera Toba sebagai UNESCO Global Geopark, memberikan kesempatan dan sekaligus juga tanggung jawab bagi Indonesia, khususya bagi masyarakat setempat.
Penetapan Kaldera Toba, dapat mendorong pengembangan perekonomian dan pembangunan berkelanjutan di Kawasan tersebut.
Melalui pengembangan geo-pariwisata yang berkelanjutan, terbuka peluang bagi masyarakat setempat untuk promosi budaya, produk lokal serta penciptaan lapangan pekerjaan yang lebih luas.
Pada saat yang sama, dengan adanya pengakuan dan perhatian dunia terhadap Kaldera Toba, pemerintah dan masyarakat setempat berkewajiban untuk meningkatkan dan terus menjaga kelestarian lingkungan dan keutuhan dari Kawasan Kaldora Toba.
“Melalui penetapan ini, Indonesia dapat mengembangkan geopark Kaldera Toba melalui jaringan Global Geoparks Network dan Asia Pacific Geoparks Network khususnya dalam kaitan pemberdayaan masyarakat lokal,” ujar Arrmanatha Nasir.