medantop) Game PUBG sudah mulai tenar di Indonesia, sejak dirilis, permainan itu sudah menjadi berita utama di berbagai tempat, termasuk Indonesia.
Namun, meski tenar dikalangan pemain game online, tapi game ini di satu sisi, juga kerap kali memberikan dampak negatif karena banyak anak dibuat kecanduan olehnya. Bahkan tak sedikit orang terganggu mentalnya.
Baru-baru ini, seorang remaja laki-laki usia 16 tahun di Hyderabad, India menjadi sangat kecanduan pada permainan itu.
Sampai-sampai, dia tega merancang penculikan palsu terhadap dirinya sendiri. Ia bahkan meminta uang tebusan pada orangtuanya.
Dia melakukannya diduga setelah dua orangtuanya mengambil ponsel anak itu karena melihatnya terlalu banyak bermain.
Remaja itu awalnya memberitahu pada orangtuanya, bahwa dia akan bertemu seorang temannya. Tapi sejak itu dia tidak kembali ke rumah, membuat orangtuanya panik. Mereka lalu membuat laporan orang hilang ke polisi.
Anak itu kemudian pergi ke Mumbai, dan dalam perjalanannya dia menelfon ibunya, menyamar sebagai pria lain dan mengatakan kepadanya bahwa ‘putranya’ telah diculik.
Dia kemudian meminta 300 ribu Rupee (Rp 59 juta) sebagai tebusan.
Pada 12 Oktober, bocah itu memesan tiket online dan kembali ke Hyderabad.
Ibunya menerima pesan tentang tiket dan memberi tahu polisi. Setelah itu polisi melacak keberadaan anak itu, dan tidak memberikan uang tebusan.
Orang tuanya juga mengatakan kepada polisi, bahwa bocah itu dulunya sangat pandai, tetapi semenjak bermain PUBG kualitas belajarnya mulai menurun.
Dalam insiden mengerikan lainnya, seorang pria berusia 25 tahun membunuh ayahnya dan memenggal kepala dan kakinya, karena dia ingin memainkan permainan itu dengan tenang.
Raghuveer Kumbar, si pembunuh, kerap bertengkar dengan ayahnya karena kecanduan PUBG-nya.
Ayahnya yang berusia 65 tahun, Shankrappa Kambar adalah pensiunan polisi dan dia sering memberi tahu putranya untuk tidak terlalu sering bermain PUBG. Dan itulah yang menyebabkan pertengkaran di antara keduanya. (fit/net)