Medan.top – Fungsi hutan bukan hanya sebagai Carbon Sink atau penyerap karbon dari atmosfer dalam rangka menurunkan suhu bumi. Namun hutan merupakan habitat makhluk hidup seperti flora dan fauna yang menyusun ekosistem dunia menjadi seimbang.
“Jika hutan hanya dianggap sebagai Carbon Sink. Maka yang terjadi adalah hutan digunduli (deforestasi). Kemudian ditukar dengan penanaman Mangrove. Lalu semua flora dan fauna langka Indonesia beserta ekosistemnya musnah. Sementara kita tidak tahu bencana kemanusiaan apa yang akan terjadi. Sudah jelas kebanjiran akan melanda daerah sekitarnya karena tak ada lagi pohon-pohon besar penyerap air,” kata Anggota Komisi IV DPR RI, Slamet dalam keterangan tertulisnya, kemarin.
Slamet menjelaskan, sepanjang hutan yang hilang akibat kebakaran hutan dan lahan, maka tidak kembali menjadi hutan. Itu merupakan indikasi pemerintah terlibat atas deforestasi yang terjadi. Pemerintah harus bertanggungjawab mengembalikan seluruh makhluk hidup yang musnah akibat kebakaran hutan tersebut.
Slamet juga menambahkan, pembukaan perkebunan kelapa sawit diatas bekas lahan yang terbakar, jelas memperlihatkan arah pembakaran hutan. Jika perkebunan kelapa sawit mendatangkan keuntungan besar, kenapa para pekerjanya jauh dari kondisi sejahtera.
“Kemudian, jika penanaman Mangrove yang menguras APBN dapat menghasilkan devisa Carbon Credit, kenapa pemerintah memunculkan Carbon Tax,” cetusnya.
Slamet juga menegaskan, penyerapan karbon bersih bukan berarti penghentian penggundulan hutan. Serta juga bukan berarti mensubstitusi hutan yang sudah ada dengan rehabilitasi hutan mangrove dengan dalih memiliki nilai karbon yang sama. “Jelas itu tidak sepadan dan kami akan melawan paradigma menteri LHK yang keliru ini,” tandasnya.
Seperti diketahui, pernyataan Menteri Lingkungan LHK Siti Nurbaya yang akan tetap melanjutkan penggundulan hutan demi pembangunan. Hal ini kontra produktif dengan pernyataan Presiden Jokowi yang membanggakan turunnya laju deforestasi melalui turunnya kasus karhutla dan rehabilitasi hutan mangrove besar-besaran sebagai Carbon Net Sink.
Redaksi