Medan.top– PT Garuda Indonesia mengalami kebangkrutan bukan semata-mata akibat krisis pandemi Covid 19. Melainkan lebih disebabkan tindakan moral hazard manajemen yang selama bertahun-tahun telah membebani Garuda Indonesia.
Anggota Komisi VI DPR RI, Amin AK menegaskan, pihaknya akan mengungkap mismanajemen yang mengakibatkan kerugian PT Garuda Indonesia. Serta mendesak pimpinan agar membentuk pantia khusus untuk mengungkap kasus yang terjadi terhadap PT Garuda Indonesia.
“Saya mendesak agar pimpinan membentuk Pansus untuk menangani kasus PT Garuda Indonesia. Sehingga persoalan pelanggaran terhadap prinsip-prinsip good corporate governance terungkap secara terang-benderang,” cetusnya.
Tidak hanya itu, Amin juga mendesak agar BPK mengaudit investigasi secara menyeluruh. Sehingga semua pelaku yang terbukti melanggar hukum nantinya harus mempertanggungjawabkan perbuatanya tanpa terkecuali. “Ini penting agar praktik-praktik moral hazard tidak terus terjadi terhadap Badan Usaha Milik Negara (BUMN),” ketusnya.
Amin juga menuturkan, bentuk tindakan moral hazard terjadi karena adanya penggelembungan jumlah pesawat yang disewa, sebanyak 142 unit. Yang sebenarnya kebutuhan realnya 41 unit.
Kemudian, lanjutnya, penggelembungan harga sewa 1,4 juta dolar AS perbulan, dari harga wajar 750 ribu dolar AS per bulan. “Dan juga pemborosan keuangan perusahaan untuk melayani gaya hidup mewah para direksi dan komisaris,” tuturnya.
Menurutnya, jika permasalahan PT Garuda Indonesia tidak ditangani dengan solusi yang tepat. Maka negara terancam kehilangan warisan terpenting dari pendiri bangsa.
“Garuda adalah bagian terpenting dari perjuangan bangsa Indonesia. Dan merupakan ekspresi nasionalisme rakyat yang saat itu rela menyumbangkan harta bendanya. Agar negara ini mempunyai pesawat maskapai penerbangan sandiri,” tandasnya.
Amin menerangkan, exploitasi pada Garuda Indonesia selama bertahun-tahun telah mengakibatkan maskapai penerbangan nasional ini berada ditepi jurang kepailitan.
“Garuda Indonesia mengusung misi kebesaran Merah Putih di pentas internasional. Namun saat ini berada di tepi jurang kepailitan. Kita juga trancam kehilangan ribuan SDM handal yang selama ini bergelut di industri penerbangan. Sebuah kondisi yang sangat menyakitkan bagi kita semua,” pungkasnya.
Redaksi