Medan.top – Kurang pekanya investor Indonesia dalam membangun hilirisasi kelapa sawit membuat merana. Lantaran, saat harga Crude Palm Oil (CPO) meroket seperti saat ini, sebagai produsen bahan baku Sumut tidak bisa ikut merasakan keuntungannya.
“Memang kita tidak membangun hilirisasi di sektor ini (kelapa sawit). Kita lebih banyak menjual dalam bentuk CPO disana baru olah di sana (luar negeri). Makanya meski kita produsen, kita tetap tidak bisa mengatasi kenaikan harga minyak goreng,” terang Kepala KPPU Kanwil I, Ridho Pamungkas, Selasa (30/11/2021).
Ridho bilang, keuntungan kenaikan harga minyak goreng tidak bisa Sumut rasakan. Lantaran meski minyak goreng berasal dari CPO, namun selama ini Sumut hanya mengirimkan bahan baku mentah untuk di produksi oleh negara lain.
“Makanya kita akan berupaya mendorong hadirnya hilirisasi kelapa sawit ini. Antara lain dengan membangun PKS-PKS (pabrik kelapa sawit-pabrik kelapa sawit) kecil di sekitar perkebunan,” tuturnya.
Harga Dasar CPO Masih Tinggi
Terkait kenaikan harga minyak goreng, menurut Ridho KPPU sudah meastikan bahwa kini harga CPO di dunia memang masih tinggi. Seiring menurunnya produksi CPO dari Malaysia yang menjadi negara produsen terbesar di dunia. Keadaan ini pun lantaran banyaknya tenaga kerja yang di pulangkan akibat dampak pandemi Covid-19.
“Harga dasar CPO minyak goreng masih tinggi. Malaysia juga ada penurunan produksi CPO karena kondisi pandemi banyak tenaga kerja TKI yang di pulangkan. Sehingga produksi pengolahan mereka turun 8 persen,” terangnya.
Hal itulah yang kadang membuat masyarakat kalangan menengah ke bawah menjerit saat harga minyak goreng kemasan kembali naik. Meski adanya pasar murah yang ditawarkan pemerintah, namun hal itu hanya menjadi solusi jangka pendek.
“Harga minyak yang bisa dikontrol oleh pemerintah adalah minyak kemasan. Apalagi, kementerian perdagangan minta kepada produsen minyak untuk menjual ke pengecer dalam bentuk kemasan. Ini sebenarnya solusi jangka pendek,” tambahnya.
Ridho mengakui, tak hanya minyak goreng kemasan yang harganya meroket, sejumlah produk berbahan baku CPO juga mengalami kenaikan cukup tinggi. Seperti kosmetik, sabun, dan bahan bakar minyak.
“Kebutuhan CPO semuanya tidak hanya untuk minyak goreng, tapi produk-produk kosmetik, sabun juga ke bio solar. Jadi, memang kami melihat masih mengikuti kenaikan CPO dunia,” tandasnya.
Redaksi